RSS

Let’s “BANG” Our Brain Children; Learning by Abacus



Otak Manusia



“Ayo nak, terus jalan. Ayo bagus! Sini ambil kuenya, ayo kamu harus berjalan ke sini.”

Kita lihat Kawan, bagaimana seroang bocah yang menginjak satu tahun belajar berjalan. Bagi bocah itu , si makhluk hebat itu, belajar adalah sebuah kesenangan. Ajaib memang, bayi yang tak tahu apa-apa ketika mula dilahirkan ke dunia ini telah melakukan pembelajaran: terus berusaha!

Bocah yang belajar berjalan, akan terjatuh dan puluhan kali terjatuh untuk dapat berjalan. Namun apakah dia menyerah dan tak lagi mencoba untuk berjalan? Tidak! Mereka tak mengenal kata menyerah. Berusaha dan berusaha, sampai akhirnya mereka dapat berjalan dengan baik, melompat, berlari kecil, berjingkat, dan menari. Sebuah makhluk hebat.

Kita baru saja melihat dari kemampuan belajar dan perkembangan fisik dari seorang bocah. Selanjutnya, mari Kawan, kita lihat apa yang ada di balik kepalanya.

Sebuah Otak

Ya, ternyata yang ada di balik kepala seorang bocah adalah sebuah otak. Satu saja, satu buah otak. Karena kita memiliki dua belahan otak, bukan berarti seorang bocah memiliki dua otak. Kalau yang itu namanya otak-otak, kata Pak Achay, guru saya di bimbingan belajar dulu.

Istimewa jugakah otak yang dimiliki seorang bocah?

Sangat super. Di bawah ini saya kutipkan tulisan dari Tony Buzan (dalam Bahasa Indonesia) tentang otak dari bukunya “Quantum Learning”.

*Tahukah Anda ... Otak Anda mempunyai potensi yang sama dengan otak Albert Einstein?
*Anda berhasil mencapai prestasi mengagumkan pada tahun-tahun awal kehidupan Anda, berkat kekuatan pikiran Anda yang menakjubkan.
*Tahun Pertama, belajar berjalan.
*Tahun Kedua, mulai berkomunikasi dengan bahasa.
*Tahun Kelima, mengenal 90% dari semua kata yang biasa digunakan oleh orang-orang dewasa.
*Tahun Keenam, belajar membaca (lebih hebatnya lagi ternyata di masa sekarang, anak-anak umur 3 tahun sudah mulai belajar membaca!)

Belajar Sempoa ... Siapa Takut?!





Setelah kita mengetahui kedua belahan otak dan masing-masing fungsinya, maka kita dapat melakukan sesuatu agar potensi yang dimiliki anak-anak kita berkembang secara optimal. Mulai dari masa pertumbuhan inilah (usia 1-5 tahun, yang dikenal dengan golden age) kita sebagai orang tua harus memberikan MAKANAN YANG BAIK: bersih, sehat, dan bergizi.

Makanan baik terdiri dari dua macam, makanan untuk jasmani dan makanan untuk rohani. Untuk jasmani banyak sekali iklan produk makanan sehat di televisi atau di media cetak. Susu sapi ini, susu sapi itu, madu ini, madu itu, biskuit yang bisa membuat anaka-anak seperti macanlah, dan sangat banyak. Begitu variatif apa yang dapat kita ambil untuk jasmani anak-anak kita. Semuanya baik, tinggal pintar-pintar memilih mana yang paling baik khusus buat anak kita dan sesuai proporsi. Yang lebih baik lagi adalah ASI (air susu ibu), hendaknya diberikan kepada anak sampai usia 2 tahun. Inilah makanan jasmani paling baik. Tak ada duanya dibanding makanan apa pun yang ada di alam.

Lalu apa makanan yang baik buat rohani anak-anak kita? Ingat, otak terdiri dari 2 belahan, tentu saja kedua belahan tersebut harus diberi makan yang seimbang. Jika otak kanan yang cenderung memiliki sifat imajinasi, menyeluruh, warna, maka kita dapat memberikannya sebuah pembelajaran melukis, memainkan alat musik (gitar klasik misalnya), memecahkan puzzle, membuat denah rumah atau peta lingkungan rumahnya sendiri, permainan, tebak-tebakan, bermain sandiwara, dan lainnya.

Belahan satunya, otak kiri yang cenderung memiliki sifat logika, analisis, bahasa, angka, maka kita dapat memberikan sebuah pelajaran berhitung, menyelesaikan masalah, memecahkan teka-teki, bermain monopoli, berperan menjadi seorang pedagang, dan lainnya.

Nah, kita dapat memberikan makanan kedua belahan otak itu secara bersama dengan sebuah pembelajaran. Banyak materi pembelajaran yang memberikan langsung makanan bagi kedua belahan itu. Sebagai contoh, ketika anak kita belajar piano, atau gitar klasik. Dapat pula kita berikan BELAJAR BERHITUNG dengan menggunakan ABACUS atau kita mengenalnya dengan sebutan SEMPOA.

Apa Istimewanya Belajar Sempoa?

Pada tahun 1976 seorang pemikir sekaligus pakar dari Taiwan bernama Chen Shi Cung, mengadakan suatu riset dan kompilasi mengenai perhitungan sempoa. Beliau mendapat hasil yang spektakuler dengan mengubah sempoa sistem “Dua Lima” yang telah dipakai selama ratusan tahun menjadi sistem “Satu Empat”, yaitu sempoa yang sekarang sering kita gunakan.

Sempoa yang diajarkan pada anak-anak (khususnya pada usia 6-10 tahun) mempunyai manfaat luar biasa, karena dalam pembelajaran sempoa anak akan menggunakan kedua belahan otak. Beberapa manfaatnya, antara lain:

Manfaat jangka pendek:

- Dapat menghitung cepat di luar kepala, hasil yang dapat dilihat langsung dari belajar sempoa adalah anak dapat menghitung cepat tanpa alat bantu. Setelah kurang lebih tiga bulan anak yang belajar sempoa masih menggunakan alat bantu sempoa. Setalah itu, si anak akan diajarkan menggunakan mental, yaitu membayangkan alat sempoa dalam pikiran saja.
- Dapat mengurangi rasa takut terhadap hitungan dan angka yang rumit, hal ini disebabkan si anak sudah terbiasa dengan angka-angka.

Manfaat jangka panjang:

- Mengembangkan otak kanan dan otak kiri, selain berlatih berhitung cepat, dalam berhintung dengan mental anak akan membayangkan sempoa. Proses membayangkan sempoa inilah yang merangsang otak kanan bekerja.
- Menumbuhkan konsentrasi dan kesabaran, dengan menggunakan sempoa bayangan, anak dilatih untuk berkonsentrasi, karena untuk mengerjakan hitungan dengan semopa bayangan dibutuhkan konsentrasi tinggi. Sedangkan pada hitungan dengan sempoa, kesabaran anak dilatih, sebab mnggerakkan biji-biji sempoa dibutuhkan kesabaran agar biji sempoa tersebut digerakkan dengan benar, cepat, dan tepat.
- Meningkatkan kreativitas, hal ini berhubungan dengan perkembangan otak kanan anak. Dengan berkembangnya otak kanan tersebut diharapkan kreativitas dan imajinasi anak meningkat.
- Menstimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir analitis, dengan berkembangnya otak kiri, maka daya analisis anak pun akan meningkat.
- Meningkatkan daya ingat, dengan perangsangan otak kiri, maka daya kerjanya pun diharapkan akan meningkat sehingga kemampuan untuk mengingat yang dalam hal ini merupakan kerja otak kiri dapat meningkat pula.
- Koordinasi antara tangan dan otak menjadi lebih baik (kita mengenalnya dengan gerak motorok halus), dengan menggunakan sempoa koordinasi antara pendengaran, penglihatan, otak, dan tangan akan selalu dilatih, karena pada saat mengerjakan soal sempoa indra tersebut harus terkoordinasi.


1 komentar:

cara merawat payudara said...

Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

Post a Comment