RSS

Siapkah Kita Menerima Kebahagiaan?




Most people are about as happy as they make up their minds to be.
-- Abraham Lincoln

Sebuah kata: kebahagiaan. Adalah mimpi, adalah tujuan dari hampir semua manusia yang ada di muka bumi ini. Sangat sering kita mendengar kata “kebahagiaan”. Bagi umat Muslim, sehari lima kali paling sedikit, dikumandangkan adzan, dimana salah satu bagiannya adalah “hayya alal falah”, marilah kita mencapai kebahagiaan, setelah ajakan untuk menegakkan shalat. Tentu saja, semua umat beragama menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan utama dari kehidupan ini, kebahagiaan lahir dan batin, kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda dapat memutuskan untuk berbahagia hari ini? Atau Anda memutuskan untuk tidak akan berbahagia?

Ya, tentu saja. Setiap hari kita akan bergelut dengan pikiran kita tentang hari ini, hari yang akan kita hadapi. Wah, hari ini saya akan bekerja dengan semangat atau ah, sudahlah hari ini sama saja tidak ada yang berbeda, saya akan duduk di kursi mengerjakan apa yang akan saya kerjakan, setelah itu pulang.

Mendapatkan kebahagiaan tidaklah sulit. Tidak perlu sekolah meraih bahagia, tidak perlu ijazah kebahagiaan, atau pengakuan dari orang lain “Selamat, Anda telah bahagia!” Tidak pula jika kita ingin bahagia maka kita harus menjadi orang penuh senyum, tersenyum sepanjang hari. Seperti yang dituturkan Sharon Jones, bahwa kita dapat berbahagia ketika kita menjadi diri kita sendiri, melakukan apa yang kita inginkan, dan berada dimana pun.

Ada kalanya perasaan bahagia akan berkurang, ketika mengalami rasa frustasi, stres, bingung, kecewa, atau sakit hati. Kita tidak dapat mengatakan dalam pikiran bahwa kita masih bahagia, padahal hati kita terus mengeluh dan mengumpat. Tidak perlu khawatir, ingat bahwa kehidupan ini terus berputar bak roda, terkadang di atas, pada saat lain akan berada di bawah. Sadarilah hal itu. Dengan kesadaran itu, kita akan lebih menerima apa yang kita terima saat itu, dan dengan mudah mengambil apa yang kita terima dan melepaskan apa yang hilang dalam hidup ini.
Siapkah kita menerima kebahagiaan dan menjadi orang yang bahagia?

Satu hal yang perlu diingat bahwa kebahagiaan berbeda dengan kegembiraan. Kegembiraan merupakan perasaan senang, damai, untuk sementara. Sedangkan kebahagiaan akan dimiliki sepanjang waktu, kekal, dan tidak terukur oleh harta, kekayaan, mobil, jabatan, atau materi lainnya.

Siapkah kita menjadi orang yang berbahagia?

Cobalah untuk mengatakan setiap hari ketika mentari terbit di ufuk timur: saya akan menjadi orang yang berbahagia. I believe that the very purpose of life is to be happy, tetapkanlah tujuan hidup Anda adalah meraih kebahagiaan, bukan untuk sebuah rumah, mobil, jabatan, atau lainnya.

- Nikmatilah kehidupan yang Anda jalankan sekarang
- Jangan pernah berburuk sangka kepada siapa pun
- Memberi lebih banyak daripada apa yang kita terima
- Kenali keunggulan atau keistimewaan dan kelemahan yang Anda miliki
- Lakukan pekerjaan Anda sebaik-baiknya dan berbuat baik

Selamat berbahagia!

0 komentar:

Post a Comment